Sejarah Nasi Kucing sebagai Makanan Rakyat
Pada zaman dulu, nasi kucing juga dijual dengan cara berkeliling, namun sekarang sudah banyak yang menjualnya di angkringan atau hik, semacam warung pinggir jalan yang menetap di satu tempat.
Meski begitu, kini nasi kucing memiliki daya tariknya sendiri. Nasi kucing menjadi makanan khas daerah yang banyak dicari dna membuat penasaran wisatan lokal maupun mancanegara, sehingga derajatnya naik, bukan jadi makanan orang miskin lagi. Para penjual nasi kucing juga membuat banyak variasi lauk sehingga orang bisa memilih sesuai selera.
Satu porsi nasi kucing terdiri dari satu kepal nasi putih, dengan lauk ikan teri, tempe yang dibumbu dan sedikit sambal. Nasi kucing umumnya dibungkus dengan daun pisang, namun ada juga yang membungkusnya dengan kertas coklat pembungkus nasi. Jika sudah makan satu, ingin makan lagi dan lagi.
Jadi, seperti itu sejarah nasi kucing yang menjadi makanan khas Yogjakarta dan sekitarnya. Jika sedang jalan-jalan ke daerah Jawa Tengah dan Jogja, jangan lupa mencicipinya ya.
Meski begitu, kini nasi kucing memiliki daya tariknya sendiri. Nasi kucing menjadi makanan khas daerah yang banyak dicari dna membuat penasaran wisatan lokal maupun mancanegara, sehingga derajatnya naik, bukan jadi makanan orang miskin lagi. Para penjual nasi kucing juga membuat banyak variasi lauk sehingga orang bisa memilih sesuai selera.
Satu porsi nasi kucing terdiri dari satu kepal nasi putih, dengan lauk ikan teri, tempe yang dibumbu dan sedikit sambal. Nasi kucing umumnya dibungkus dengan daun pisang, namun ada juga yang membungkusnya dengan kertas coklat pembungkus nasi. Jika sudah makan satu, ingin makan lagi dan lagi.
Jadi, seperti itu sejarah nasi kucing yang menjadi makanan khas Yogjakarta dan sekitarnya. Jika sedang jalan-jalan ke daerah Jawa Tengah dan Jogja, jangan lupa mencicipinya ya.
Komentar
Posting Komentar